Aljabar (Algebra) adalah cabang matematika yang mempelajari struktur,
hubungan dan kuantitas. Untuk mempelajari hal-hal ini dalam aljabar
digunakan simbol (biasanya berupa huruf) untuk merepresentasikan
bilangan secara umum sebagai sarana penyederhanaan dan alat bantu
memecahkan masalah. Contohnya, x mewakili bilangan yang diketahui dan y
bilangan yang ingin diketahui. Sehingga bila Andi mempunyai x buku dan
kemudian Budi mempunyai 3 buku lebih banyak daripada Andi, maka dalam
aljabar, buku Budi dapat ditulis sebagai y = x + 3. Dengan menggunakan
aljabar, Anda dapat menyelidiki pola aturan aturan bilangan umumnya.
Aljabar dapat diasumsikan dengan cara memandang benda dari atas,
sehingga kita dapat menemukan pola umumnya.
Aljabar telah digunakan matematikawan sejak beberapa ribu tahun yang
lalu. Sejarah mencatat penggunaan aljabar telah dilakukan bangsa
Mesopotamia pada 3.500 tahun yang lalu. Nama Aljabar berasal dari kitab
yang ditulis pada tahun 830 oleh Matematikawan Persia Muhammad ibn Musa
al-Kwarizmi dengan judul ‘Al-Kitab al-Jabr wa-l-Muqabala’ (yang berarti
"The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing"), yang
menerapkan operasi simbolik untuk mencari solusi secara sistematik
terhadap persamaan linier dan kuadratik. Salah satu muridnya, Omar
Khayyam menerjemahkan hasil karya Al-Khwarizmi ke bahasa Eropa. Beberapa
abad yang lalu, ilmuwan dan matematikawan Inggris, Isaac Newton
(1642-17 27) menunjukkan, kelakuan sesuatu di alam dapat dijelaskan
dengan aturan atau rumus matematika yang melibatkan aljabar, yang
dikenal sebagai Rumus Gravitasi Newton.
Aljabar bersama-sama dengan Geometri, Analisis dan Teori Bilangan adalah
cabang-cabang utama dalam Matematika. Aljabar Elementer merupakan
bagian dari kurikulun dalam sekolah menengah dan menyediakan landasan
bagi ide-ide dasar untuk Ajabar secara keseluruhan, meliputi sifat-sifat
penambahan dan perkalian bilangan, konsep variabel, definisi polinom,
faktorisasi dan menentukan akar pangkat.
Sekarang ini istilah Aljabar mempunyai makna lebih luas daripada sekedar
Aljabar Elementer, yaitu meliputi Ajabar Abstrak, Aljabar Linier dan
sebagainya. Seperti dijelaskan di atas dalam aljabar, kita tidak bekerja
secara langsung dengan bilangan melainkan bekerja dengan menggunakan
simbol, variabel dan elemen-elemen himpunan. Sebagai contoh Penambahan
dan Perkalian dipandang sebagai operasi secara umum dan definisi ini
menuju pada struktur bilangan seperti Grup, Ring, dan Medan (fields).
Asal Mula Aljabar
Asal mula Aljabar dapat ditelusuri berasal dari bangsa Babilonia Kuno
yang mengembangkan sistem aritmatika yang cukup rumit, dengan hal ini
mereka mampu menghitung dalam cara yang mirip dengan aljabar sekarang
ini. Dengan menggunakan sistem ini, mereka mampu mengaplikasikan rumus
dan menghitung solusi untuk nilai yang tak diketahui untuk kelas masalah
yang biasanya dipecahkan dengan menggunakan persamaan Linier, Persamaan
Kuadrat dan Persamaan Linier tak tentu. Sebaliknya, bangsa Mesir, dan
kebanyakan bangsa India, Yunani, serta Cina dalam milenium pertama
sebelum masehi, biasanya masih menggunakan metode geometri untuk
memecahkan persamaan seperti ini, misalnya seperti yang disebutkan dalam
‘the Rhind Mathematical Papyrus’, ‘Sulba Sutras’, ‘Euclid's Elements’,
dan ‘The Nine Chapters on the Mathematical Art’. Hasil karya bangsa
Yunani dalam Geometri, yang tertulis dalam kitab Elemen, menyediakan
kerangka berpikir untuk menggeneralisasi formula matematika di luar
solusi khusus dari suatu permasalahan tertentu ke dalam sistem yang
lebih umum untuk menyatakan dan memecahkan persamaan, yaitu kerangka
berpikir logika Deduksi.
Seperti telah disinggung di atas istilah ‘Aljabar’ berasal dari kata
arab "al-jabr" yang berasal dari kitab ‘Al-Kitab al-Jabr wa-l-Muqabala’
(yang berarti "The Compendious Book on Calculation by Completion and
Balancing"), yang ditulis oleh Matematikawan Persia Muhammad ibn Musa
al-Kwarizmi. Kata ‘Al-Jabr’ sendiri sebenarnya berarti penggabungan
(reunion). Matematikawan Yunani di jaman Hellenisme, Diophantus, secara
tradisional dikenal sebagai ‘Bapak Aljabar’, walaupun sampai sekarang
masih diperdebatkan siapa sebenarnya yang berhak atas sebutan tersebut
Al-Khwarizmi atau Diophantus?. Mereka yang mendukung Al-Khwarizmi
menunjukkan fakta bahwa hasil karyanya pada prinsip reduksi masih
digunakan sampai sekarang ini dan ia juga memberikan penjelasan yang
rinci mengenai pemecahan persamaan kuadratik. Sedangkan mereka yang
mendukung Diophantus menunjukkan Aljabar ditemukan dalam Al-Jabr adalah
masih sangat elementer dibandingkan Aljabar yang ditemukan dalam
‘Arithmetica’, karya Diophantus. Matematikawan Persia yang lain, Omar
Khayyam, membangun Aljabar Geometri dan menemukan bentuk umum geometri
dari persamaan kubik. Matematikawan India Mahavira dan Bhaskara, serta
Matematikawan Cina, Zhu Shijie, berhasil memecahkan berbagai macam
persamaan kubik, kuartik, kuintik dan polinom tingkat tinggi lainnya.
Peristiwa lain yang penting adalah perkembangan lebih lanjut dari
aljabar, terjadi pada pertengahan abad ke-16. Ide tentang determinan
yang dikembangkan oleh Matematikawan Jepang Kowa Seki di abad 17,
diikuti oleh Gottfried Leibniz sepuluh tahun kemudian, dengan tujuan
untuk memecahkan Sistem Persamaan Linier secara simultan dengan
menggunakan Matriks. Gabriel Cramer juga menyumbangkan hasil karyanya
tentang Matriks dan Determinan di abad ke-18. Aljabar Abstrak
dikembangkan pada abad ke-19, mula-mula berfokus pada teori Galois dan
pada masalah keterkonstruksian (constructibility)
Tahap-tahap perkembangan Aljabar simbolik secara garis besar adalah sebagai berikut:
- Aljabar Retorik (Rhetorical algebra), yang dikembangkan oleh bangsa Babilonia dan masih mendominasi sampai dengan abad ke-16;
- Aljabar yang dikontruksi secara Geometri, yang dikembangkan oleh Matematikawan Vedic India dan Yunani Kuno;
- Syncopated algebra, yang dikembangkan oleh Diophantus dan dalam ‘the Bakhshali Manuscript’; dan
- Aljabar simbolik (Symbolic algebra), yang titik puncaknya adalah pada karya Leibniz.
Klasifikasi dari Aljabar
Aljabar secara garis besar dapat dibagi dalam kategori berikut ini:
1. Aljabar Elementer, yang mempelajari sifat-sifat operasi pada bilangan
riil direkam dalam simbol sebagai konstanta dan variabel, dan Aturan
yang membangun ekspresi dan persamaan Matematika yang melibatkan
simbol-simbol.(bidang ini juga mencakup materi yang biasanya diajarkan
di sekolah menengah yaitu ‘Intermediate Algebra’ dan ‘college algebra’);
2. Aljabar Abstrak, kadang-kadang disebut Aljabar Modern, yang
mempelajari Struktur Aljabar semacam Grup, Ring dan Medan (fields) yang
didefinisikan dan diajarkan secara aksiomatis;
3. Aljabar Linier, yang mempelajari sifat-sifat khusus dari Ruang Vektor (termasuk Matriks);
4. Aljabar Universal, yang mempelajari sifat-sifat bersama dari semua Struktur aljabar.
Dalam studi Aljabar lanjut, sistem aljabar aksiomatis semacam Grup,
Ring, Medan dan Aljabar di atas sebuah Medan (algebras over a field)
dipelajari bersama dengan telaah Struktur Geometri Natural yang
kompatibel dengan Struktur Aljabar tersebut dalam bidang Topologi.
Aljabar Elementer
Aljabar Elementer adalah bentuk paling dasar dari Aljabar, yang
diajarkan pada siswa yang belum mempunyai pengetahuan Matematika apapun
selain daripada Aritmatika Dasar. Meskipun seperti dalam Aritmatika, di
mana bilangan dan operasi Aritmatika (seperti +, −, ×, ÷) muncul juga
dalam Aljabar, tetapi disini bilangan seringkali hanya dinotasikan
dengan simbol (seperti a, x, y). Hal ini sangat penting sebab: Hal ini
mengijinkan kita menurunkan rumus umum dari aturan Aritmatika (seperti a
+ b = b + a untuk semua a dan b), dan selanjutnya merupakan langkah
pertama untuk penelusuran yang sistematik terhadap sifat-sifat sistem
bilangan riil.
Dengan menggunakan simbol, alih-alih menggunakan bilangan secara
langsung, mengijinkan kita untuk membangun persamaan matematika yang
mengandung variabel yang tidak diketahui (sebagai contoh “Carilah
bilangan x yang memenuhi persamaan 3x + 1 = 10"). Hal ini juga
mengijinkan kita untuk membuat relasi fungsional dari rumus-rumus
matematika tersebut (sebagai contoh "Jika anda menjual x tiket, dan
kemudian anda mendapat untung 3x - 10 rupiah, dapat dituliskan sebagai
f(x) = 3x - 10, dimana f adalah fungsi, dan x adalah bilangan dimana
fungsi f bekerja.").
Written by Alexander